Minggu, 04 September 2016

MAKALAH LINGUISTIK UMUM BAHASA

BAHASA
Ditujukan untuk memenuhi tugas makalah Linguistik Umum

Dosen Pengampu
DIAN ETIKASARI,M.Pd.


Oleh

·      KHAFIDATUZ ZAHRA                              (17210163014)





JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
          Banyaknya permasalahan yang hadir dalam mendalami suatu bahasa dan hakikatnya, maka pendalaman dalam mempelajari bahasa di dunia kebahasaan sangat diperlukan. Seperti yang kita ketahui, masih banyak sekali orang yang belum paham akan pengertian maupun penggunaan suatu bahasa secara baik dan benar. Padahal bahasa begitu dekat dengan kehidupan kita, bahkan kita tidak mungkin lepas dari yang namanya bahasa. Akan tetapi pada kenyataannya mereka tidak sebegitu mengerti dengan bahasa mereka sendiri yang biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa itu disebut Linguistik. Linguistik juga dapat diartikan sebagai pengkajian bahasa secara ilmiah (John Lyons, 1995 : 1) Linguistik berasal dari bahasa latin, yaitu lingua yang berarti bahasa (Verhaar, 1966 : 1). Dalam bahasa roman, masih ada kata yang serupa dengan lingua yaitu langue dan langage (Prancis).

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian dari Bahasa?
2.      Bagaimana Sejarah perkembangan Bahasa ?
3.      Apa saja cirri atau sifat Bahasa ?
4.      Manfaat Bahasa
5.       
1.3 Tujuan
            Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen yang bersangkutan. Makalah ini juga dibuat untuk memperluas wawasan mengenai linguistic dalam bab bahasa, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pem)baca.\

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Bahasa
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Kata bahasa yang terdapat pada kalimat bisa menunjuk pada beberapa arti atau kategori lain. Menurut peristilahan de Saussure,  bahasa bisa berperan sebagai parole, langue, langage. Sebagai objek kajian linguistik, karole merupakan objek konkret karena parole itu berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Langue merupakan objek yang abstrak karena langue itu berwujud sistem suatu bahasa tertentu secara keseluruhan. Langage merupakan objek yang paling abstrak karena dia berwujud sistem bahasa yang universal.[1]
Masalah yang berkenaan dengan pengertian bahasa adalah sebuah tuturan disebut bahasa, yang berbeda dengan bahasa lainnya dan hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa lainnya dan dua buah tuturan bisa disebut sebagai dua bahasa yang berbeda berdasarkan dua buah patokan, yaitu patokan linguistis dan patokan politis. Masalah lain adalah arti bahasa dalam pendidikan formal di sekolah menengah bahwa” bahasa adalah alat komunikasi”. Bahasa juga diartikab sebagai alat berkomunikasi. Oleh karena itu, meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena ”rumitnya” menentukan suatu bahasa atau bukan, hanya dialog  saja dari bahasa yang lain, maka hingga kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini.




2.2  Sejarah Perkembangan Bahasa
Pada akhir abad ke-19 dan 20 penelitian bahasa-bahasa yang
terdapat di Indonesia dilakukan oleh para kolonialis demi kepentingan informasi. bahasa pada zaman kolonial sifatnya berupa observasi dan klasifikasi; belum bersifat ilmiah. Para tokoh yang melakukan penelitian tersebut adalah Van der Tuuk yang menyusun Hukum Van der Tuuk, dan selanjutnya diikuti oleh para tokoh sarjana belanda lainnya. Lalu, sekitar tahun tujuh puluh dan delapan puluhan, proses penelitian  pendeskripsian bahasa-bahasa daerah di Indonesia dilanjutkan oleh para ahli bahasa di Indonesia yang dilakukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa atau sering disebut Pusat Bahasa. Dan pengaruh linguistik modern yang dibawa oleh Ferdinand deSaussure dan Noam Chomsky pun sampai ke Indonesia meskipun berbenturan dengan paham lama linguistik tradisional orang Indonesia. Para tokoh linguistik Indonesia di antaranya adalah A.M. Moeliono, Harimurti Kridalaksana[2]



















2.3  Ciri atau Sifat Bahasa
a.       Bahasa sebagi Sistem
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya bahasa itu tersusun menurut pola, tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub- subsistem atau sistem bawahan.
b.      Bahasa sebagai Lambang
Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dikaji orang dengan kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu Semiotika atau Semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk bahasa.
c.       Bahasa adalah Bunyi
Sistem bahasa itu bisa berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi. Kata bunyi, sering sukar dibedakan dengan kata suara. Lalu yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa, seperti teriak, bersin, batuk- batuk, dan sebagainya.
d.      Bahasa itu Bermakna
Bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, maka tentu ada yang dilambangkan. Yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang- lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide atau suatu pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lambang- lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan- satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
e.       Bahasa itu Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan “ sewenang- wenang, berubah- ubah, tidak tetap, mana suka”. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.


f.       Bahasa itu Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
g.      Bahasa itu Produktif
Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah “ banyak hasilnya “ atau lebih tepat “ terus- menerus menghasilkan “. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka maksudnya, meskipun unsur- unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur- unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan- satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yamg berlaku dalam bahasa itu.
h.      Bahasa itu Unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Bahasa dikatakan unik yang artinya setiap bahasa memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Salah satu keunikan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat morfemis, melainkan sintaksis, artinya jika kita memberi tekanan pada kata dalam kalimat maka makna kata itu tetap.
i.        Bahasa itu Universal
Bahasa bersifat universal artinya ada ciri- ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri- ciri yang universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri- ciri atau sifat- sifat bahasa lain.
e.  Bahasa itu Dinamis
Bahasa adalah satu- satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat, kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap dan tidak statis. Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.




f.  Bahasa itu Bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak sama. Oleh karena latar belakang dan lingkungannya tidak sama maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau beragam.
g. Bahasa itu Manusiawi
Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

2.4  Manfaat Bahasa
Bahasa memberi manfaat langsung kepada orang yang berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahasa yang dibahas pada Mata Kuliah linguistik, guru bahasa, penerjemah, penyusun kamus, penyusun buku teks, dan politikus.[1] Selain itu Bahasa sangat berpengaruh dalam kelangsungan kehidupan. Fungsi dan manfaat bahasa sangat beragam, karena bahasa merupakan tombak keberlangsungan sosialisasi dalam hidup bermasyarakat. Dengan bahasa kita dapat mengerti dan memahami segala hal antara lain :
ü  Fungsi personal : Untuk menyatakan diri atau berpendapat
ü  Fungsi Direktif : Untuk mengatur orang lain
ü  Fungsi Referensial : Menampilkan suatu benda yang disebut/ditunjuk dengan menggunakan lambang bahasa
ü  Fungsi Imajinatif : Untuk meciptakan sutu imajinasi. Seperti puisi atau prosa.






BAB III
PENUTUP

Simpulan
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa tujuan penulisan makalah  ini adalah menunjukkan bahwa pentingnya mempelajari bahasa yang pada dasarnya merupakan acuan dalam bersosialisasi atar sesama. Tetapi pada kenyataannya pengertian fungsi bahkan hakekat dalam bahasa masih belum sepenuhnya di mengerti. Dengan bidang ilmu linguistik yang mengkaji bahasa dengan memperhitungkan juga penggunanya yang berkaitan dengan ketidakmampuan dalam menjelaskan fenomena penggunaan bahasa sehari-hari. Serta diharapkan mampu saling melengkapi pengajaran bahasa yang berperan dalam pengembangan kompetensi komunikatif.












DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
https://rozaafriani95.wordpress.com/2015/01/16/linguistik-umum/











[2] Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates